Sunday, June 16, 2013

Par Roha Sada (Hati Tunggal)

Frase di atas merupakan kata-kata dalam bahasa batak, yang artinya ber hati satu.

Ini merupakan julukan untuk orang yang begitu menyukai sesuatu, maka dia hanya suka hal itu saja.. ya, hanya satu itu saja.

Aku tak tahu apakah hal ini merupakan suatu penyakit atau bukan. Aku hanya ingin menulisnya dan menuliskan apa yang aku tau dan rasakan sebagai salah satu dari orang yang par roha sada..

Menjadi seorang Par Roha Sada (selajutnya kita sebut PRS aja ya biar singkat.. :D) memiliki kekurangan/kelemahan sebagai berikut:

Kekurangan/kelemahan :

  • Kemampuan multi tasking yang terbatas
  • Gak gampang tertarik..
  • Keras kepala
  • Rasa suka yang besar
Seorang PRS memiliki kemampuan multi tasking yang terbatas. Ini disebabkan karena minat/keinginan yang terbatas.. Normalnya orang bisa menikmati banyak hal dalam satu waktu bersamaan, namun untuk PRS mereka hanya bisa menikmati satu hal. Kalau mereka mengerjakan sesuatu perhatian mereka biasa tertuju ke hal tersebut, sehingga sering melupakan task yang lain. Hal ini aku rasakan saat melakukan pekerjaanku. Pekerjaanku adalah sebagai engineer yang melayani customer internal (sesama customer). Dan selalu kesulitan mengingat telelpon sebelumnya jika ada telpon yang langsung menyusul. Aku harus mencatat bahkan mencatat yang mana yang sudah dan yang belum, kalau tidak aku kesulitan.

Seorang PRS gak gampang tertarik, atau boleh dikatakan memiliki stok yang sangat terbatas untuk hal ketertarikan. Kalau seorang PRS terarik akan banyak hal, sebenarnya orang tersebut bukan tertarik akan banyak hal, namun tertarik pada satu hal yang besar, sehingga di dalamnya termasuk banyak hal-hal kecil. Ini salah satu kekurangan, karena cenderung orang akan melihat seorang PRS tak semangat, karena memang cenderung tidak ambisius. Kalau tidak tertarik, maka seorang PRS tidak akan melakukan sesuatu dengan semangat, hanya sebatas tanggung jawab saja. Bahkan dalam karir sekalipun hal ini berlaku.

Keras kepala, ini sebenarnya maksudnya karena seorang PRS sangat amat teramat susah sekali merubah pendapatnya akan hal yang sudah disukainya. Memang seorang PRS tidak gampang tertarik akan suatu hal, namun PRS tetap merasakan penasaran. Pertama PRS akan penasaran, dan kemudian dia akan menguji penasarannya itu, apakah penasarannya ini sesuai dengan pikirannya atau tidak. Apakah penasaran ini berasal dari sesuatu yang menunjukkan hal-hal yang membuat PRS tertarik. Tidak hanya sekali, bahkan sampai berkali-kali. Hal ini karena seorang PRS sadar bahwa jika dia benar-benar mengakui tertarik dan suka(cinta) akan hal tersebut (atau orang) maka dia akan sangat sulit untuk mengubah hal tersebut. Seorang PRS mungkin memiliki parameter-parameter tertentu untuk menentukan apakah dia menyukai sesuatu atau tidak, namun setelah dia mengakui "Ya aku suka.." maka semua parameter tidaklah lagi digunakan. 

Seorang PRS juga memiliki kelemahan terlalu suka.. Ya rasa sukanya besar, karena tidak terbagi.. Hal ini menjadi kekurangan, jika orang tersebut belum memiliki kekuatan untuk mengendalikan hal tersebut. Rasa suka akan membuatnya berkonsentrasi hanya pada hal tesebut saja, dan terkadang terkesan obsesi.. Hal ini memang harus dikendalikan. Saat mampu dikendalikan, hal tersebut sebenarnya adalah ciri khas PRS, berhati tunggal. Dia akan kecewa besar jika tidak mendapat yang disukainya, namun demikian juga, jika dia berhasil mendapatkannya, dia akan jaga seperti nyawanya..

Lalu apa yang menjadi kekuatan dan kelebihan seorang PRS?
Nanti aku akan coba tuliskan.. Kembali, ini hanyalah pendapatku tentang diriku yang juga adalah PRS..

Sunday, May 5, 2013

Laki-laki memang lebih hebat dari perempuan

Ya, ya... Aku sadar bahwa pasti banyak sekali perempuan yang tidak setuju dengan judul dan pendapatku ini, tapi mari luangkan sedikit waktu untuk memahami hal ini dari sudut pandangku :)

Judul di atas bukanlah sekedar untuk memancing emosi anda, terutama perempuan untuk membaca, namun itu benar-benar pendapat yang aku benar-benar yakini. Tentu saja anda bebas untuk tidak setuju, silahkan atuh, itu mah bebas :D.

Mari kita lihat. Secara fisik laki-laki lebih kuat dari perempuan, namun bukan inilah yang membuatku mengatakan laki-laki lebih hebat dari perempuan. Untuk kecerdasan, memang kembali rata-rata atau kebanyakan laki-laki adalah lebih hebat dari perempuan. Namun bukan ini juga yang aku maksud. Bagaimana dengan pencapaian? Ya laki-laki tercatat di dalam sejarah lebih banyak dalam memberi pengaruh, namun juga bukan ini yang aku maksud.."Terus apa donk." anda mungkin berkata begitu, wajar sih.. Memang niat dibuat dramatis kok :P

Untuk menjelaskan maksudku harus dimulai dari awalnya. Hal ini berdasarkan keyakinan yang aku yakini, yaitu bahwa pada mulanya umat manusia berawal dari dua manusia : Adam dan Hawa. Kalau hal ini tidak sepaham dengan anda ya gak papa juga :), silahkan menutup halaman ini atau kalau setidaknya anda penasaran, silahkan dilanjut bacanya :D

Pada mulanya Tuhan menciptakan Adam (bukan Hawa) hehehe ini 1 poin dari maksudku. Kemudian Tuhan menjadikan Hawa, dari tulang rusuk Adam, (dari Adam) 1 poin lagi dari maksudku. Tapi  2 poin ini akan mendapat counter sendiri dengan argumen berikut ("Gimana sih,pendapat sendiri di counter sendiri" :P) :

  •  Laki-laki diciptakan dari debu dan tanah, sedangkan perempuan dijadikan dari tulang rusuk. Yang satu dari benda mati, yang satu lagi dari yang hidup. Dan kemudian produk terakhir pastinya adalah produk yang lebih canggih dari yang sebelumnya. Tada... Perempuan menang dalam argumen ini :D. 
  • Perempuan (Hawa) dijadikan untuk menjadi penolong bagi si laki-laki (Adam). Tentunya penolong lebih hebat dong dari yang ditolong.. hehehe.. perempuan menang lagi :P
Bah.. Sudah jam 11 malam, aku stop dulu lah.. nanti aku lanjut.. tidur2 :)

Ok, ceritanya kita lanjut..

Pada dasarnya laki-laki dan perempuan adalah setara. Perlu dicatat..SE..TA..RA.. bukan SA..MA..
Semoga yang baca sudah menangkap perbedaan antara setara dan sama :)
Jadi secara individu laki-laki dan perempuan tidak ada yang lebih baik.
"lah maksudnya gimana sih, tadi katanya laki-laki lebih baik?"..
Sabar.. Maksudnya kalau dibandingkan langsung secara terpisah, laki-laki dan perempuan adalah setara, namun untuk potensi, tetap laki-laki adalah lebih baik.

Maksudnya begini, kalau perempuan dan laki-laki dikasi nilai, maka nilai laki-laki adalah 100 dan nilai perempuan adalah 100 (sama). Tapi secara potensi pada puncaknya, nilai perempuan boleh dikasi 120 dan laki-laki 200. Angkanya gak mutlak atau perbandingan, tapi hanya untuk menunjukkan bahwa potensi laki-laki lebih besar dari perempuan. Bahkan nilai terbaik perempuan adalah 0. Akan ada penjelasanya di bawah.


Saya sangat setuju dengan perkataan "Untuk setiap laki-laki sukses pasti ada perempuan dibelakangnya".
Karena agar seorang laki-laki mencapai nilai maksimum tersebut laki-laki butuh perempuan. Inilah salah satu alasan kenapa perempuan itu adalah penolong bagi laki-laki. Karena tanpa perempuan laki-laki hanya bisa menjadi sebagian dari maksimum kapasitasnya. Laki-laki itu tidak lengkap, karena tulang rusuknya tidak bersamanya. Jadi setelah bersama perempuan, maka mereka adalah satu dan laki-laki itu menjadi lengkap.


Lalu bagaimana dengan perempuan, bukankah pada saat bersama laki-laki perempuan juga menjadi lengkap? Lalu kenapa laki-laki lebih hebat?

Memang benar saat perempuan telah menemukan laki-lakinya maka dia juga menjadi lengkap. Tapi tidak menjadi sama. Inilah uniknya keberadaan perempuan. Pada saat laki-laki dan perempuan bersatu, mereka menjadi satu tubuh. Dan dalam satu tubuh hanya ada satu kepala, dan kepala itu adalah laki-laki. Saat rusuk yang hilang kembali ke tubuh tentunya identitas yang diambil tentunya bukan dari tulang rusuknya, tapi tubuh tersebut. Pada saat mereka adalah satu yang dihitung adalah si laki-laki sedangkan si perempuan merupakan bagian dari tubuh yang dikepalai oleh laki-laki tersebut :). Inilah alasanku mengatakan kalau laki-laki lebih baik dari perempuan dan bahkan perempuan menjadi 0. Ya perempuan mencapai kondisi terbaiknya justru dengan menjadi tiada, ya menjadi bagian dari seorang laki-laki. Sekalipun perempuannya lebih cerdas, lebih pintar, lebih berpenghasilan, lebih telaten dan sebagainya, tetap saja pemimpinya adalah laki-laki. Ratu sehebat apapun dia, selama masih ada Raja, dia tidak akan pernah lebih berkuasa dari Raja. Tapi perempuan tersebut bukanlah benar-benar tiada, karena pada saat laki laki itu disebut, itu artinya perempuan yang bersamanya termasuk di dalamnya. Pada saat si laki-laki menjadi bintang maka perempuan itu juga adalah bintang, pada saat laki-laki itu adalah bulan, maka perempuan itu adalah bulan dst. :)

Satu hal lagi perempuan pertama (Hawa) diciptakan untuk laki-laki pertama, bukan sebaliknya.
Perempuan tidak dijadikan dari tulang tengkorak untuk menjadi pemimpin bagi laki-laki, dan juga tidak dijadikan dari tulang kaki untuk diinjak oleh laki-laki, tapi dijadikan dari tulang rusuk yang melindungi organ lunak yang vital dari tubuh untuk menjadi penolong bagi pria. Namun sekalipun pemimpin adalah laki-laki, bukan berarti perempuan adalah inferior dan boleh diperlakukan sewena-wena oleh laki-laki. Karena seorang pemimpin haruslah mendahulukan kepentingan yang dipimpinnya, bahkan berkorban sampai kepada nyawanya sekalipun.

Demikianlah "kelebih hebatan" laki-laki yang aku maksud :D. Semoga ada yang setuju, dan sekalipun tidak setuju adalah kebebasan untuk anda.


Note:
Hal diatas tidak berlaku untuk laki-laki dan perempuan yang tetap single dan mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan. Karena pada saat mereka mengkhususkan diri untuk Tuhan, maka ketidaklengkapan mereka akan dilengkapi oleh Tuhan sendiri.Karena Tuhanlah yang mempunyai manusia. Dan dengan demikian mereka lengkap walaupun tetap sendiri.

Castaway


(dari note Fb ku)
Pernah nonton film Castaway?
Buat yang belum pernah.. aku ceritain dikit ya..

Castaway adalah sebuah film yang bercerita tentang seorang pria yang terdampar di sebuah pulau seorang diri selama 5 tahun. Di pulau tersebut dia bertahan hidup seorang diri hingga akhirnya dia memutuskan untuk membangun rakit dan mengadu nasib berlayar ke laut lepas, dan akhirnya ditemukan oleh kapal yang melintas. Dalam kesendiriannya selama 5 tahun karena tidak adanya lawan bicara, dia menciptakan "teman" dari sebuah bola voley yang dia lukis mata, hidung, mulut dsb dengan darahnya.

Iseng-iseng aku merenungkan arti dari film ini di kehidupan kita(hehehe..sok merenung gitu awak nih.).
dan hasil perenungan tersebut adalah sebagai berikut:

Manusia merupakan mahluk sosial, seperti yang ditunjukkan dari film Castaway, kesulitan/penderitaan yang paling besar dari si "manusia terdampar" itu bukanlah bertahan hidup(mencari makan dan minum)melainkan tidak adanya teman, tak ada lawan bicara, alias kesepian. Hingga akhirnya dia menciptakan teman sendiri(bola volley).

Ternyata dalam kehidupan sehari-hari,sekalipun kita berada di keramaian kita pun bisa merasakan yang namanya kondisi "Castaway" tersebut. Dengan sedikit perbedaan, kesepian yang kita alami bukanlah kondisi tidak adanya orang, melainkan tidak adanya teman/lawan bicara yang bisa memenuhi kebutuhan jiwa kita. Begitu banyak orang di sekitar, namun kita tak menemukan orang yang bisa membuat kita berbicara leluasa,sepuasnya dengan seluruh hati kita. Bahkan sangkin kesepiannya kita pun menciptakan "teman" kita sendiri. Bentuknya beragam macam, ada yang menciptakan dari beberapa tumpuk game-game komputer, ada yang terbuat dari obat-obatan terlarang, ada yang terbuat dari kesibukan-kesibukan, sampai bahkan ada yang menciptakan dari daya imajinasinya sendiri(teman khayal). Bahkan ada yang sangkin tidak tahannya "terdampar" hingga memutuskan mengakhiri hidupnya sendiri.

Namun benarkah kondisi kesepian kita itu penyebab utamanya adalah keadaan/nasib kita yang terdampar??
Menurut hematku(cuit2... dah kayak master gini awak bercerita..) tidak..

Ada beberapa kemungkinan agar orang yang kesepian itu bisa bertemu kembali dengan orang lain,antara lain :
1. Kondisi yang secara "kebetulan" ada kapal yang melintas dan melihat orang tersebut.
2.Ada orang yang betul-betul gigih berusaha menemukan keberadaannya yang hilang
3.Atau secara aktif menciptakan peluang untuk ditemukan/menemukan orang lain, dengan cara memberi tanda-tanda(asap,SOS, dsb) atau bahkan mengambil resiko membangun rakit sendiri dan berlayar dengan berani.

Untuk kondisi 1 dan 2 merupakan kondisi orang yang sangat "beruntung". Mereka hanya menunggu orang lain untuk menemukannya.
Dalam contoh kasus "castaway" kita:

# kondisi 1
Merupakan kondisi dimana kita begitu "beruntungnya" secara "kebetulan" menemukan orang yang bisa berbicara dengan baik ke hati kita, ntah itu ketemu di kerjaan, tetangga atau komunitas lain.

#kondisi 2
Merupakan orang yang jaauuuuh lebih beruntung dari yang pertama, karena dia lebih dahulu dikasihi oleh orang lain. Dimana orang tersebut dengan gigihnya berusaha mencari celah di hati kita yang "terdampar" untuk bisa mengerti kita dan berbicara ke hati kita dengan baiknya.

#kondisi 3
Merupakan orang yang mengambil keputusan terbaik. Dia tidak hanya menunggu saja. Tapi dia menciptakan/memperbesar peluang untuk ditemukan/menemukan orang yang bisa berbicara dengan baik ke hatinya. Dia memberi "tanda asap atau SOS " (membuka diri) atau bahkan membangun rakit sendiri dan dengan berani berlayar keluar dari pulau kesepiannya, yaitu dengan cara memperkenalkan diri, membuat orang lain lebih mudah memahaminya dan lebih mudah berbicara dari hati ke hati. Walau berlayar dengan rakit merupakan pekerjaan beresiko, namun merupakan cara yang paling efektif untuk ditempuh.

Lalu bagaimana dengan kita.. apakah kita mau berdiam diri saja di pulau kesepian kita, hingga akhirnya (kalau beruntung) ada yang menemukan kita? Apakah kita termasuk orang yang sangat beruntung itu?

Menurutku, ambillah resiko itu. Namun bukan "dare Devil"(penantang maut) yang konyol. Kita bangun "rakit" kita dengan segala materi terbaik yang bisa kita temukan(keberadaan kita). Kumpulkan dan bawa secukupnya bekal yang bisa kita bawa. Bangun dengan penuh perhitungan/kemampuan kita dan berlayarlah dengan dengan berani dan percaya diri yang kita jamin dengan nyawa kita . Dengan demikian kita mempermudah kita untuk ditemukan/menemukan orang lain dan keluar dari "kesepian" kita.
Seperti halnya pria terdampar dalam film Castaway tersebut akhirnya menemukan/ditemukan oleh kapal yang sedang berlayar.

Resiko itu tetap ada.. Oleh karena itu tetap kita harus berserah pada Tuhan kita, Bersahabatlah dengan-Nya agar kita juga dikaruniai sahabat-sahabat lain di bumi ini.

Demikianlah sedikit ulasan dari saya yang dulunya terdampar hingga akhirnya ditemukan dan menemukan(cuit-cuit...).
"Yesterday I'm lost, But now I'm Found"

Sunday, February 3, 2013

Aku dan Mama('k) ku

Wanita ulet dan tak gampang menyerah dan amat sangat mengutamakan keluarga terutama anak-anaknya, itulah mamak. "Apa pun" akan dilakukan mamak untuk kami anak-anaknya. Di antara ketiga kami anaknya, aku mungkin yang paling banyak merasakan perjuangan kasih mamak. Dari hari aku lahir aku sudah menyusahkan mamak dengan sakit penyakitku. Menderita asma semenjak dari bayi bahkan susuku sekalipun harus dengan resep dokter, mamak pontang-panting untuk merawatku . Perubahan cuaca sedikit saja sudah langsung membuat penyakitku kambuh.  Berbagai cara dan info dari segala sumber dilakukan mamak untuk kesembuhanku. Air batang lengkuas yang dibakar, kemudian daging kalong, kucing juga sempat menjadi tumbal, bahkan sampai yang namanya kelabang sudah pernah kurasakan demi kesembuhanku. Air mata, keringat, bahkan darah sudah diberikan untukku. Mungkin dari segala pengalaman itu meresap semua kasih mamak dalam ingatan bukan cuma otak, bahkan sampai ke sumsum tulang belakang, sehingga aku selalu tau, mamak sayang sama kami, sayang sama ku.

Tapi betapapun kami semua saling menyayangi, bukan berarti selalu tenang dan selalu sependapat. Dan diantara kami bertiga sepertinya aku adalah yang paling banyak berbeda pendapat, dengan mamak, bahkan dengan kakak dan adekku. Perbedaan terletak dari cara berpikir dan sudut pandang. Bisa dikatakan mamak dengan segala pengalaman hidupnya, lebih fokus pada hasil, namun aku tidak , hasil yang sama dengan cara yang berbeda adalah suatu perbedaan bagiku. Sebagian hal yang dianggap penting oleh mamak tak jarang aku anggap tidak penting, demikian juga sebaliknya. Ditambah aku bukan tipe orang yang sering bermulut manis, kalau aku tak setuju aku bilang tidak, aku lebih memilih tidak menjawab dari pada harus berbohong dengan manis untuk menjaga perasaan.

Saat berdialog tak jarang perbedaan pendapat muncul, kalau tidak suka aku katakan tak suka, kalau sakit aku katakan sakit, kalau sehat aku katakan sehat. Bagiku dengan demikian tidak akan menimbulkan praduga yang tak perlu yang akan menjadi tambahan pikiran. Berbeda dengan mamak, terkadang mamak mengatakan semua baik-baik saja padahal tidak supaya aku tidak khawatir. Ini salah satu contoh perbedaan tadi, bagiku itu tidak baik, karena pada saat aku mengetahui faktanya maka akan membuatku berpikir dan menduga-duga saat kabar "baik-baik" saja berikutnya. Sejalan dengan itu aku terkadang kesal, karena harus mengulangi kalimat yang sama yang mengatakan aku baik-baik saja, karena mamak sering tidak langsung percaya. Mungkin karena sejarah sakit penyakitku dan segala kelemahanku, membuat mamak khawatir sedikit berlebihan.

Ada satu topik yang saat ini menjadi trending topik dalam pembicaraan dengan mamak. Topik klasik, yang sampai sekarang masih belum ada titik temu yang pas. Seperti biasa fokus, cara pandang dan berpikir yang berbeda, itu intinya. Tapi sekalipun belum dapat titik temu, aku selalu ingat, mamak sayang aku, aku pun juga sama.